Kepada Penyair
kepada penyair di belakang garis takdir
yang menuliskan ramalan-ramalan getir
sejarah muram seribu tahun kemudian
engkau menyia-nyiakan diri
dan menabur benih-benih kesunyian
karena seribu tahun yang lalu
sejarah tak pernah memahamimu.
kepada penyair di belakang garis takdir
yang melempar tanggal seribu tahun silam
di kaki sajak yang kau tuis tadi malam
engkau menjerit dalam kepiluan panjang
karena seribu tahun lalu atau kemudian
tak akan merangkum kepercayaan.
maka pulanglah menyulam kekecewaan
karena negri yang kau cipta
tetap sekedar angan-angan.
kepada penyair di belakang garis takdir
yang menuliskan ramalan-ramalan getir
sejarah muram seribu tahun kemudian
engkau menyia-nyiakan diri
dan menabur benih-benih kesunyian
karena seribu tahun yang lalu
sejarah tak pernah memahamimu.
kepada penyair di belakang garis takdir
yang melempar tanggal seribu tahun silam
di kaki sajak yang kau tuis tadi malam
engkau menjerit dalam kepiluan panjang
karena seribu tahun lalu atau kemudian
tak akan merangkum kepercayaan.
maka pulanglah menyulam kekecewaan
karena negri yang kau cipta
tetap sekedar angan-angan.
Pencarian Abadi
Rindu mendadak hadir
ketika telaga menjadi tenang
setelah memanggil hujan semalaman
maka aku mencarimu
dan telah lama aku terbang
kini kepakku telah hilang
gugur bersama daun daun munggur
dengan apa lagi aku harus menuju
kecuali dalam kesunyian sajak
Rindu bertulang mencarimu
dalam perjalanan narasi batin
melewati kerumunan embun
sepanjang rasaku selalu tak bertemu temu.
Rindu mendadak hadir
ketika telaga menjadi tenang
setelah memanggil hujan semalaman
maka aku mencarimu
dan telah lama aku terbang
kini kepakku telah hilang
gugur bersama daun daun munggur
dengan apa lagi aku harus menuju
kecuali dalam kesunyian sajak
Rindu bertulang mencarimu
dalam perjalanan narasi batin
melewati kerumunan embun
sepanjang rasaku selalu tak bertemu temu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar